Lampu Bunga Cinta, Benda Kesayangan :)






                Heemm… Nayla, keponakanku itu foto bersama apa sih nyala-nyala begitu?

                Naah, itu benda kesayanganku. Satu bucket bunga mawar dari bahan sifon berwarna putih dan merah muda dengan lampu-lampu kecil sebagai putiknya. Jika bagian bawah bongkolnya di tekan. Triiiiingggg… menyala deh.
                Benda itu menjadi benda kesayanganku. Ssstt… lampu bunga itu dari pacar aku, hihi… so sweet ya dia? Lain kali bunga Bank ya. *Eh?? Mulai matrenya deh.
                Tapi, ternyata bukan hanya aku yang menyayangi benda itu. Nayla juga seperti itu. Bahkan, kami sempat rebutan jadi pemilik lho. Ckckck…
                Ceritanya… Keponakanku, Nayla, memang setiap hari bermain di rumahku. Saat pertama kali Nayla melihat bunga itu, tiba-tiba saja ia langsung mengambilnya dan terus memegangnya. Bunga itu pun dibawanya ke mana-mana. Saat ia akan pulang, aku minta agar bunganya dikembalikan ke tempat semula. Tapi, Nayla malah menangis sampai aku dimarahi mama. Akhirnya, aku biarkan Nay membawa bunga itu.
                Esok harinya, Nay yang mengaku paling senang bermain di rumahku, datang kembali membawa bunga itu. Aku pikir dia akan mengembalikannya, tapi… lagi-lagi dia menangis saat aku mengambil bunganya. Haduuhh… hampir putus asa deh jadinya. Bagaimana tidak? Banyak boneka-boneka, buku cerita anak sampai sepatu yang sebenarnya masih kebesaran kalau Nay pakai, sudah menjadi hak milik anak itu. Aku takut kalau lampu bunga kesayanganku juga ikut menjadi hak miliknya. Ya Tuhaaan…
                Awalnya aku meminta bantuan mama Nay untuk mengembalikannya, tapi gagal. Tentu mama Nay lebih memilih anaknya dibanding aku. Biasanya mama Nay akan bilang “Biar deh ya, Tha pinjem dulu. Nanti dikembalikan.” Kalau sudah begitu aku hanya menghela napas.
                Kalau minta bantuan mamaku? Oh no, terima kasih. Lebih-lebih dari mama Nay, sudah diketahui jawabannya pasti aku yang akan kena omelan mama. Lebih baik berpura-pura baik di depannya deh, sambil merancang rencana. Hihi…
                Sampai akhirnya, malam itu aku punya rencana untuk mengambil bunga dari Nay dan menyimpannya di  tempat yang aman. Aku membujuk Nay agar menginap di rumahku. Ia pun setuju. Saat ia tidur nanti aku akan mengambil bunganya.
                Tapi saat aku membuka pintu kamar, nyeessss… rasanya melihat Nay tidur memeluk lampu bunga milikku. Sepertinya, Nay memang sayang sekali ya? Duh… jadi nggak enak hati deh aku mengambil lampu bunga kesayanganku itu. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus tetap mengambilnya dan menyimpannya agar Nay tidak tahu. Hihi… Pelan-pelan aku ambil dan segera menyembunyikannya di dalam lemari belajarku. Semoga Nay tidak tahu. Karena bunga itu benda kesayanganku, sstt… begitu juga dengan yang memberikan. Hihi…
                Sayangnya, pacarku ini bukan tipe cowok yang romantis. Jadi waktu memberikan bunga itu, yaaa… sekadar memberi saja.
                “Ini, supaya nggak ngambek lagi,” katanya dengan nada datar.
                Tak apalah, aku terima. Huh… coba ada adegan romantis gitu, kan seru. Lumayan, bisa buat ide novel nantinya. Haha…


"Diikutsertakan dalam event Givaway Wedges, Kaos dan Buku di  

Komentar

  1. ecieee ....

    sudah tercatat yaa ^^
    salam buat Nay :)

    BalasHapus
  2. Hehe...
    Sipo Mbak, makasi.
    Dia pasti jingkrak-jingkrak kalo liat fotonya di internet.

    *Nay, bawa keberuntungan ya. Hihi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati-hati! Anakku Galak Buk, Hikkksss

Pacaran?

Giveaway #diatasWaktuAkuMenemukamu